OLED DISPLAY

OLED merupakan teknologi layar mutakhir yang biasa digunakan pada industri televisi, handphone/smartphone, dll. OLED (Organic light-emitting diode) merupakan teknologi layar LED dimana cahaya yang dihasilkan (elektroluminensinya) diperoleh dari lapisan organik yang merespon perubahan energi dari rangkaian elektronik.
Pada perkembangannya OLED telah banyak mengalami modifikasi. Modifikasi OLED dilakukan dengan penambahan polimer kedalam OLED. Penambahan ion aktif pada OLED menghasilkan cell light-emittting electrochemical (LEC), dimana dibagai menjadi dua segmen yaitu passive matrix (PMOLED) dan Active matrix OLEDs (AMOLED).

OLED berbeda dengan jenis layar pada LCD, pada layar OLED bekerja tanpa menggunakan cahaya latar belakang (backlight) OLED menghasilkan cahaya secara mandiri pada masing-masing pixel , sedangkan LCD menggunakan cahaya latar belakang (backlight) bisa dengan LED atau dengan lampu pendar katode (cathode fluorescent).
Karena tanpa menggunakan backlight maka layar berjenis OLED dapat dibuat sangat tipis dan memiliki tingkat warna hitam yang sangat pekat.

SEJARAH
Teknologi ini mula-mulai diprakarsai oleh ilmuwan dari Prancis yaitu André Bernanose and co-workers at the Nancy-Université pada tahun d1950-an dimana mereka melakukan penelitian mengenai material organik yang dapat menghasilkan elektroluminansi ( cahaya pendar lumen). 
Pada tahun 1960 Martin Pope dan mahasiswanya mengembangkan elektrode ohmic dark-injecting pada kristal organik. Mereka menjelaskan energi yang dibutuhkan untuk membentuk hole dan kontak antar elektron injection elektrode.
Pada tahun 1965 Grup Pope melaporkan bahwa ketidaan medan listrik yang terdapat dalam elektroluminansi ( cahaya pendar lumen) di kristal antracena disebabkan karena adanya rekombinasi elektron panas dan lubang (hole) yang memiliki levil tenga lebih tinggi dibanding energi eksitasi yang dihasilkan pada kristal antrasena. 
Pada 1975 Roger Partridge membuat penelitian pertama pada elektroluminansi ( cahaya pendar lumen) dari sebuah lempengan polimer. Lempengan polimer dibuat dari 2 lempengan yang terdiri dari  poly(N-vinylcarbazole yang bertindak sebagai penghasil elektron dan poly(N-vinylcarbazole kedua yang bertindak sebagai hole atau lubang elektron. Penemuan ini merupakan cikal bala terbentuknya OLEDs

Penggunaan Teknologi OLED
Ching W. Tang dan asistennya  Steven Van Slyke pada Eastman Kodak merupakan penemu pertama yang menciptakan perangkat dengan menggunakan OLED pada tahun 1987. Perangkat yang dibuat menggunakan prinsip Novel  2lapis struktur dimana lubang transport dipisah dengan elektron transport hal ini menyebabkan konsumsi energi rendah dan peningkatan  efisiensi kerja.
Teknologi OLED memiliki dasar konsep dimana pancaran cahaya yang dihasilkan merupakan efek dari medan listrik yang diberikan sesuai dengan energinya. Teknologi OLED sudah yang dipancarkan oleh piranti berkembang dari satu warna menjadi beberapa multi warna yang dipengaruhi oleh varisai tegangan listrik yang diberikan, sehingga teknologi OLED ini bisa menampilkan gambar layaknya di panel LCD.

Struktur Lapisan
OLED terdiri atas lapisan oksida timah-indium  sebagai elektrode positif, lapisan diamine aromatik dengan ketebalan haya berkisar 750 nm, lapisan pemancar cahaya dari senyawa kompleks tris(8-hidroksikuinolinato)aluminium, dan lapisan elektrode negatif dengan menggunakan campuran logam Mg dan Ag dengan perbandingan 10:1. Hebatnya semua lapisan ini dijadikan satu membentuk OLED hanya dengan ketebalan 500 nm atau sama dengan ketebalan satu lembar kertas.

Pembentukan OLED
OLED dibentuk dengan menumpuk lapisan-lapisan penyusun OLED. Lapisan Organik OLED dibentuk dengan menumpuk lapisan-lapisan organik menjad satu dengan menggunakan teknik spin coating sedangkan lapisan elektrode diendapkan dengan teknik evaporasi. Lapisan elektrode dibuat dari bahan logam transparan atau semi transparan seperti indium tin oxida (ITO) atau Al. Sifat transparan ini menjadikan cahaya yang terpancar mampu menembus struktur peranti keluar secara optimal

Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja dari OLED dimulai dari elektrode, ketika elektrode diberikan medan listrik tertentu maka akan terjadi lompatan (eksitasi) elektron pada katode sehingga elektron-elektron dapat bergerak dari katode menuju pita konduksi di lapisan organik. Eksitasi elektron yang dihasilkan akan menuju ke hole yang terbentuk pada pita valensi sehingga mendorong elektron menuju pita valensi bahan organik. Keadaan ini menjadikan terbentuknya suatu daur proses rekombinasi elektron, elektron -elektron dari hole akan memberikan kelebihan energinya dalam bentuk foton cahaya yang memiliki panjang gelombong tertentu sehingga diperoleh pancaran cahaya yang menghasilkan gambar.

Kelebihan OLED
- sangat tipis dan ringan
- Konsumsi daya yang lebih rendah dibandingkan LED
- proses perakitan yang relatif sederhana sehingga dimungkinkan dibentuk melalui mesin pencetak       printer
- Memiliki jangkauan wilayah warna, tingkat kecerahan, dan tampilan yang lebih bagus dengan sudut    pandang yang luas dibandingkan LED
- Memiliki waktu reaksi yang lebih cepat dibandingkan LCD hanya kurang dari 0.01 ms
- OLED dapat dioperasikan pada suhu yang lebar

Kekurangan
- Harga produk yang mahal
- Lifespan (waktu hidup) OLED yang masih berkembang, sehingga kita harus cermat ketika membeli   TV dengan panel OLED. Lifespan TV OLED sudah sangat berkembang dari 14.000 jam menjadi
  60.000 jam malah sekarang bisa mencapai 100.000 jam atau setara dengan 35 tahun jika perhari kita   menonton tv 10 jam.
- Tidak tahan terhadap kelembapan
- Tidak tahan terhadap sinar UV. 

Rujukan:
 D'Andrade, B. W.; Forrest, S. R. (2004). "White Organic Light-Emitting Devices for Solid-State Lighting". Advanced Materials. 16 (18): 1585–1595. doi:10.1002/adma.200400684

Chang, Yi-Lu; Lu, Zheng-Hong (2013). "White Organic Light-Emitting Diodes for Solid-State Lighting". Journal of Display Technology. PP (99): 1. Bibcode:2013JDisT...9..459C. doi:10.1109/JDT.2013.2248698.

Kamtekar, K. T.; Monkman, A. P.; Bryce, M. R. (2010). "Recent Advances in White Organic Light-Emitting Materials and Devices (WOLEDs)". Advanced Materials. 22 (5): 572–582. doi:10.1002/adma.200902148

PMOLED vs AMOLED - what's the difference? | OLED-Info". www.oled-info.com. Retrieved 2016-12-16.
Share on Google Plus

About ITBKES MuTu Blog

Penulis adalah seorang yang hobi dengan dunia Teknologi. Seorang yang suka mengoprek "PC/software" dan reparasi elektronik.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com